Home Wilayah Diklat Penguatan Kepala Sekolah yang Dimotori Ma’arif NU DIY Selesai

Diklat Penguatan Kepala Sekolah yang Dimotori Ma’arif NU DIY Selesai

0
Diklat Penguatan Kepala Sekolah yang Dimotori Ma’arif NU DIY Selesai

Sleman, Maarifnudiy.or.id–Sekolah saat ini semakin banyak tantangan, pekerjaan pun semakin banyak. Kendati demikian, kepala sekolah tetap harus semangat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi.

Demikian disampaikan Dr. Arif Rohman pada penutupan Diklat Penguatan Kepala Sekolah Swasta yang dimotori LP Ma’arif NU DI Yogyakarta, Minggu (11/11/2018). Pada kesempatan itu, Pembina LP Ma’arif NU DI Yogyakarta itu juga mengungkapkan, untuk menghadapi persoalan yang ada, kepala sekolah harus bisa berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain.

Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam pengelolaan sekolah. Oleh karena itu, Menurut Arif, sekolah akan maju jika kepala sekolah maju.

Dalam rangka menahkodai sekolah, Dosen Universitas Negeri Yogyakarta itu mengungkapkan, ada beberapa nilai yang harus dimiliki kepala sekolah. Pertama, kepala sekolah harus memiliki visi, harus siap berkompetisi menghadapi perkembangan zaman. Kompetisi ini menurut Arif, bukan hanya bersaing dengan sekolah-sekolah lain, tetapi juga menghadirkan suasana kompetitif di sekolah agar selalu ada usaha-usaha untuk menjadi lebih baik.

Selanjutnya, nilai integritas. Seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi anak didik bahkan masyarakat. Penampilan kepala sekolah mutlak untuk bisa dicontoh. Jangan sampai sebaliknya.

Selain kedua hal itu, ada pula moralitas (akhlak), kultur, dan responsibilitas. Terkait responsibilitas, menurut Arif, menjadi nilai penting yang dianut kepala sekolah. Semua yang terjadi di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Jangan sampai terjadi saling tuding atas sebuah permasalahan. Jika ada masalah, kepala sekolah menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

Acara penutupan juga dihadiri oleh Kepala LPMP DI Yogyakarta, Dr. Sarjilah, M.Pd. Dalam sambutannya, Sarjilah menyampaikan, pemerintah tidak bisa sendiri dalam menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, kehadiran organisasi kemasyarakatan sangat penting dan membantu.

Doktor lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini menyampaikan apresiasinya atas inisiatif LP Ma’arif NU DI Yogyakarta menyelenggarakan diklat penguatan kepala sekolah dan mempercayakan pelaksanaannya kepada LPMP DI Yogyakarta.

Sarjilah menegaskan, seorang kepala sekolah semestinya memiliki kemampuan lebih. Saat ini, lima puluh persen belum memenuhi kompetensi sebagai kepala sekolah. Untuk itulah, penguatan menjadi sangat penting untuk dilakukan. LP Ma’arif menjadi lembaga pertama untuk penyelenggaraan diklat bagi kepala sekolah swasta.

Pada kesempatan yang sama, Kasi FPMP LPMP DI Yogyakarta, Titi Sulistyani, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar. Acara diisi oleh para widyaiswara yang sudah mengikuti ToT dalam bidang penguatan kepala sekolah. Selain itu, acara dipantau langsung oleh LP2KS. Titi berharap, seluruh peserta bisa lulus dan mendapatkan sertifikat dan NUKS.

Terkait pelaksanaan diklat, salah seorang peserta, H. Temu Panggih, S.Pd., S.E., M.M., menyampaikan terima kasihnya kepada panitia, pejabat LPMP, widyaiswara, serta semua pihak yang terlibat. Dirinya berpendapat, para widyaiswara yang menyertai adalah orang-orang yang rendah hati, mereka tidak merasa paling tahu serta bisa hafal seluruh peserta. Hal itu dianggapnya membuat suasana diklat terasa lebih menyenangkan.

Selanjutnya, kepala SMKIT Al-Furqon Sanden itu berharap kegiatan serupa juga dilaksanakan untuk tendik, termasuk di antaranya para laboran.

Hadir pada kesempatan itu Pembina LP Ma’arif NU DI Yogyakarta, Drs. H. Masharun Ghazalie, M.M. beserta pengurus LP Ma’arif NU DI Yogyakarta, para pejabat LPMP DI Yogyakarta, widyaiswara, serta seluruh peserta diklat.

Di akhir acara, ketua panitia, Dr. Tadkiroatun Musfiroh, menyampaikan penghargaan khusus kepada beberapa peserta yang dinilai luar biasa. Ada empat kategori penghargaan yang diberikan, yaitu penghargaan kategori responsif diberikan kepada Dede Zakiyyudin, S.Ag. dari SMK Perindustrian Yogyakarta dan Asngari, S.Pd. dari SMK Diponegoro Depok. Penghargaan kategori kooperatif diberikan kepada Sri Nahriyati, S.Si. dari SMA Ma’arif Wates dan Muh. Nizar, S.Hi dari SD Ma’arif Nurul Jannah. Penghargaan untuk kategori peserta ramah dan cekatan diberikan kepada Akhsanul Fuadi, M.Pd.I. dari SMA IT Abu Bakar Boarding School dan Temu Panggih, SE., M.M. dari SMK IT Al-Furqon Sanden.

Sementara itu, penghargaan kaegori best of the best diberikan kepada Ari Rosiana, S.Pd., M.A. dari SD Mutiara Persada Kelas Internasional, Sukiter, M.Pd. dari SMK YPKK Tepus, Drs. Gandung Eka P. dari SMP Sunan Kalijogo Cangkringan, dan Nuryadin, S.Sos., M.Pd. dari SMK Kesehatan Purworejo. Kriteria penilaian meliputi tugas, tes, interaksi, dan performasi.

Dalam rangkaian acara penutupan itu, Tadkiroatun juga menyampaikan pesan khusus kepada para peserta melalui puisi. Dalam puisi yang berjudul “Bangunlah” tersebut, doktor lulusan Universias Gadjah Mada itu menekankan pentingnya regenerasi. Setiap masa ada orangnya. Kepala Sekolah perlu menyiapkan estafet yang adil dan terbuka sehingga kemajuan sekolah akan dicapai. Ke depan anak-anak sekolah berhadapan dengan mesin dan teknologi, sehingga sekolah harus terus melakukan perbaikan dan pengembangan.

“Agar anak-anak kita bisa terbang tinggi menembus gerbang dunia 5.0,” demikian tulis Tadkiroatun pada baris terakhir puisinya. (sab/ind)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here