Maarifnudiy.or.id–SDNU Sleman Yogyakarta memperingati Isra Miraj dengan menghadirkan Pengasuh Ponpes Assalafiyah Mlangi, Gus Irwan Masduqi, Lc., M.Hum.
Dalam ceramahnya, Gus Irwan mengajak guru, karyawan dan komite merenungkan bahwa saat ini kita percaya dan mengakui kecepatan tinggi pesawat jet. Sementara saat itu, kendaraan yang biasa dipakai adalah kuda dan unta. Ketika Rasulullah melakukan perjalanan dari Mekkah ke Palestina (Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha) dalam waktu yang sangat pendek. Berdasarkan peta bumi, jarak jauhnya kota Mekkah ke Palestina adalah 1500 kilometer. Biasanya membutuhkan waktu satu bulan untuk satu kali jalan. Juga, sangat mustahil manusia bisa bepergian ke luar bumi, apalagi ke alam yang tidak dihuni manusia seperti Sidratul Muntaha yang berada di langit ke tujuh. Ketika Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW difasilitasi Allah sebuah kendaraan canggih bernama Buroq.
Mengahiri ceramahnya, Gus Irwan menjelaskan, Nabi pernah mengalami kesedihan yang sangat memukul hati dan menggoncang jiwanya, yaitu ketika ditinggal isterinya Khadijah serta ditinggal wafat paman beliau, yaitu Abu Thalib. Keduanya wafat dan para shahabat prihatin dalam kejadian ini. Kira-kira 2,5 tahun dari kejadian ammal huzni tersebut, Nabi di Isra’ Mi’rajkan oleh Allah dalam rangka menghibur Nabi dan menerima beberapa wahyu dari Allah.
Peringatan ini semakin seru dengan hadirnya kreativitas penampilan grup hadroh guru SDNU Sleman Yogyakarta. Selain itu, acara tambah meriah dengan dibagikannya hadiah untuk anak-anak yang sebelumnya mengikuti lomba dalam rangka Peringatan Isra’ Mi’raj SDNU Sleman Yogyakarta.
Kepala SDNU Sleman Yogyakarta, Isnaeni Marzuqi, sangat mengapresiasi agenda yang sudah terselenggara dengan baik ini. “Kegiatan ini sangat baik dalam membiasakan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Acara ditutup dengan penampilan tim hadroh Guru Karyawan SDNU Sleman dengan membacakan maulid simtuduror. (*)