
Maarifnudiy.or.id–Pendidikan di DIY saat ini dikelola oleh lima pelaku besar, yaitu NU, Muhammadiyah, Taman Siswa, Islam modern, dan Barat. Dengan demikian, program pendidikan di DIY tidak dapat dilepaskan dari kelimanya. NU dengan ciri khasnya adalah mitra pemerintah.
Demikian disampaikan oleh Didik Wardaya, S.E., M.Pd., M.M., Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, di hadapan Pengurus LP Ma’arif NU DIY dan Kepala Bagian Dikmen Dikpora DIY, Selasa (4/8).
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Dikpora menyatakan dukungannya kepada pengurus yang sedang melakukan revitalisasi di seluruh SMA, SMK, dan SLB di bawah LP Ma’arif NU DIY. Meskipun demikian, pengelolaan modern tetap disarankan menjadi prioritas.
“Manajemen di sekolah-sekolah Ma’arif perlu diperbaiki. Kelola Ma’arif dengan manajemen modern, sehingga Ma’arif menjadi kuat dan berkembang. Ke depan ini, sekolah dengan manajemen yang bagus, meskipun berbayar mahal, lebih diminati daripada yang murah apalagi gratis,” terangnya.
“Meskipun demikian, karena alasan tertentu, pendidikan yang melayani semua kalangan perlu diberikan dengan tetap menjaga kualitas dan manajemen yang benar,” imbuhnya.
Hadir dalam sambung rasa itu, K.H. Masharun Ghozalie, M.M. selaku pembina, Drs. Suharyanto selaku wakil ketua, dan Dr. Tadkiroatun Musfiroh selaku Sekretaris LP Ma’arif NU DIY.
Disampaikan oleh Masharun, LP Ma’arif NU PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang berbenah di segala bidang.
“Saat ini LP Ma’arif sedang berbenah diri. Diurus dengan ‘tenanan’ dan melibatkan semua pihak.”
Sementara itu, Tadkiroatun Musfiroh menyampaikan bahwa SDM menjadi prioritas LP Ma’arif NU DIY dalam pembenahan sekolah tersebut.
“Insya Allah semua kepala sekolah muda di SMA dan SMK LP Ma’arif telah memiliki legitimasi. Demikian juga, calon kepala sekolah diutamakan memiliki kompetensi. Mereka lolos seleksi substansi dan sebentar lagi mengikuti diklat calon kepala sekolah dari LPPKS, setara dengan kepala sekolah negeri,” terang Tadkiroatun Musfiroh.
Pertemuan berjalan hangat dan akrab. Dalam kesempatan tersebut dibahas berbagai masalah penyelenggaraan pendidikan di LP Ma’arif NU DIY, termasuk pembinaan SDM melalui 18 MGMP SLTA di bawah LP Ma’arif NU, penggabungan SMA, evaluasi pengelolaan sekolah, penguatan kaderisasi kepala sekolah, dan penguatan proses pembelajaran.
Dra. Isti Triasih dalam kesempatan tersebut memberikan dukungan terhadap proses perbaikan dan penguatan proses pembelajaran. Kepala Bidang Dikmen Dindikpora DIY tersebut menyatakan bahwa kadang diperlukan langkah untuk menyelamatkan pendidikan.
“Kami juga baru saja melakukan penggabungan dua sekolah swasta. Pembelajaran yang nyata menjadi syarat bahwa sekolah itu benar-benar ada siswanya, ada pembelajarannya, dan ada proses evaluasi yang seharusnya ada,” pungkas Isti Triasih. (*)