
Maarifnudiy.or.id–LP Ma’arif NU PWNU DIY menghadiri Pengajian Ahad Wage dalam rangka syawalan bagi warga NU DIY, Minggu (23/5). Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PWNU DIY, Prof. Dr. Nizar Ali, M.A menyampaikan, syawalan ini menjadi tradisi yang rutin dilaksanakan sebagai bentuk silaturahmi yang sudah mengakar di masyarakat, khususnya di lingkungan NU.
Turut hadir dalam syawalan, Katib ‘Am PBNU, K.H. Yahya C. Tsaquf, sekaligus pengisi tausyiah. Dalam tausyiahnya, Yahya C. Staquf membahas perubahan peradaban. Kakak dari Menteri Agama RI tersebut yakin, NU dilahirkan untuk menyongsong perubahan. Menurutnya, perubahan di dunia ini berubah secara fundamental dan Islam harus menjawab. Pertanyaan ditujukan kepada Islam, maka tidak ada yang berhak menjawab selain ulama. Itu sebabnya organisasi ini dinamakan Nahdatul Ulama. Mantan jubir Presiden KH. Abdurahman Wahid ini mengatakan, NU harus menjawab apa yang harus dilakukan oleh Islam untuk menanggapi perubahan fundamental ini.
Pada kesempatan tersebut, LP Ma’arif NU PWNU DIY diwakili oleh Wakil Ketua II, H. Rahmat Raharja, M.Pd.I., dan didampingi oleh Dikmen LP Ma’arif NU PWNU DIY, Sarwidi, M.Pd., menyampaikan laporan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah-madrasah LP Ma’arif NU PWNU DIY.
H. Rahmat Raharja menyampaikan PPDB sudah diawali sejak tanggal 01 Januari 2021, harapannya target dapat dipenuhi. PPDB dilakukan dengan beberapa metode, yakni door to door, kerjasama ber-MoU, menggunakan brosur/leaflet, pemasangan baliho di tempat strategis, promosi di media massa, website sekolah, media sosial, jaringan alumni, jaringan kolega, seminar, promosi prestasi, dan lain-lain.
Tidak dipungkiri, masih ada beberapa kendala dalam PPDB ini, di antaranya PPDB online dirasa kurang maksimal, jumlah lulusan SMP-MTs dengan kursi SLTA yang tersedia tidak seimbang, dan promosi berkelanjutan belum dilakukan. Kepala SMK Ma’arif 1 Wates tersebut menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi tantangan bersama. Untuk menghadapi tantangan tersebut, ia berpesan agar sekolah dan madrasah dapat meningkatkan prestasi sekolah, prestasi guru, dan prestasi siswa. Selain itu, promosi juga harus dilaksanakan sepanjang masa.
Dalam upaya membesarkan sekolah-madrasah di LP Ma’arif NU PWNU DIY, ada beberapa yang perlu diupayakan. Pertama, sinergitas yang kuat antara semua komponen/jaringan di NU. Kedua, penguatan fanatisme, loyalitas, dan percaya diri dari warga NU terhadap sekolah-madrasah. Ketiga, jaminan kualitas dari sekolah dan madrasah yang ada ada.

Sarwidi, M.Pd., menambahkan, suatu sekolah jika sudah menjawab keinginan customer, maka sekolah tersebut dapat diminati. Ketua MKKSM tersebut menjelaskan, setidaknya ada dua value yang perlu ditawarkan, yaitu sikap dan karakter siswa dan lulusan dari sekolah-madrasah. Sifat dan sikap berkaitan dengan karakter yang akan dibentuk kepada siswa. Lulusan dapat diartikan bagaimana sekolah-madrasah dapat mengantarkan siswa ke jenjang selanjutnya setelah tamat belajar, misal untuk lulusan SMK dapat disalurkan ke dunia kerja sehingga output yang dihasilkan dapat dilirik oleh customer.
Kepala SMK Ma’arif 1 Nanggulan tersebut berharap, ke depan semoga PWNU dapat mempunyai BLK, penyalur tenaga kerja, mempunyai link-link dengan perusahaan-perusahaan yang dapat diakses oleh SMA-SMK di DIY. Ia berharap agar pengurus PWNU yang mempunyai link-link untuk memberi informasi kepada sekolah. Ia berharap agar semua elemen dapat mendukung pendidikan di LP Ma’arif NU PWNU DIY.
Kegiatan yang berlangsung secara tatap muka terbatas tersebut diselenggarakan di Gedung PWNU DIY, Jalan MT Haryono Yogyakarta. Kegiatan tersebut juga disiarkan secara virtual melalui Channel Youtube NAHNU TV dan diikuti secara daring oleh segenap pengurus PWNU, PCNU, PW LP Ma’arif NU, PC LP Ma’arif NU, dan warga NU se-DIY.
Pada acara syawalan warga NU, K.H. Fahmy Akbar Idries, M.M., selaku Wakil Ketua PWNU DIY membacakan sikap PWNU DIY terkait konflik Palestina-Israel. PWNU DIY mendukung penuh pernyataan sikap Pengurus Besar NU terkait dengan mengutuk keras agresi militer terhadap Palestina, mendorong upaya gencatan senjata, mendesak PPB dan Komunitas Internasional untuk melakukan upaya-upaya perdamaian, mendesak RI untuk menggalang dukungan internasional bagi Negara Palestina, bahwa NU sejak tahun 1938 dalam Muktamar NU dalam sikapnya tidak pernah berubah terhadap kemerdekaan Negara Palestina. Mensyukuri gencatan senjata yang telah terjadi antara Palestina dan Israel.
PWNU juga mendukung keterlibatan jamiyah NU melalui Pengurus Besar NU untuk mengambil peran diplomasi sipil agar mendapatkan solusi yang permanen. Sebagai organiasai, masa NU harus menyadarkan pikirannya, sifat, dan harokatnya agar dalam koridor itu. Selain itu, PWNU DIY juga mendukung upaya perdamaian dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada di Palestina maupun Israel, termasuk tokoh agama, baik Yahudi, Kristen, maupun Islam.
PWNU juga mendukung penuh inisiatif donasi dana kemanusiaan untuk membantu mengatasi kerusakan akibat konflik Israel-Palestina. Dalam kesempatan tersebut, ada penyerahan secara simbolis dari PWNU Care – LAZISNU DIY dalam pengumpulan donasi sebesar Rp50.000.000,00. Pada kesempatan tersebut juga ada kotak donasi yang disiapkan untuk diputarkan para tamu yang hadir.
Acara tersebut juga diisi pemberian ijazah dan pengamalan Hizib Nazar untuk Palestina serta Kajian Aswaja oleh Katib Syuriah PWNU DIY, K.H Chasan Abdullah. (*)