
Yogyakarta, Maarifnudiy.or.id–“Mohon pengertian kepala dinas setempat, tolong diawasi sekolah-sekolah swasta ini, jangan sampai mereka mati. Sangat penting peran sekolah swasta, sangat penting peran ormas seperti NU, Maarif.”
Hal tersebut disampaikan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, saat mengunjungi SMA Ma’arif Yogyakarta, Selasa (13/9).
Pada kesempatan itu Nadiem juga mengatakan bahwa sekarang BOS kinerja dan afirmasi bisa diakses oleh sekolah-sekolah swasta. Selain itu, nilai dana BOS yang diterima sekolah bisa berbeda-beda bergantung indeks kemahalannya. Jadi, sekolah-sekolah Ma’arif yang berada di daerah pinggiran atau 3T, dana BOS yang diterimanya akan lebih tinggi.
Untuk mendukung eksistensi sekolah swasta, dirinya juga melakukan akselerasi pertemuan tatap muka. Percepatan pertemuan tatap muka bahkan sudah dilakukan Kemdikbudristek sejak delapan bulan lalu. Bahkan, sebelum varian delta menyerang, sudah 30% sekolah melakukan tatap muka secara terbatas.
“Saya sudah delapan bulan ini berjuang membuka sekolah, karena delta varian kita terpukul lagi. Kemarin itu 30% sekolah sudah mulai tatap muka secara terbatas. Jadi, ini bukan hal yang baru,” papara Nadiem.
Dalam rangka menyambut pertemuan tatap muka secara terbatas ini, Nadiem menegaskan sekolah harus mematuhi protokol kesehatan.
“Saya minta komite sekolah, kepsek, yayasan, untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena jika tidak, nanti sekolah-sekolah akan tutup lagi,” tegasnya.
Mendikbudrisek juga menyampaikan bahwa tahun ini ada formasi ASN untuk sekolah-sekolah swasta. Guru-guru honorer bisa mengikuti seleksi. Jika belum diterima, bisa kembali mengikuti di tahun-tahun berikutnya.
Tinjau Persiapan Asesmen Nasional
Dalam kunjungannya ke SMA Ma’arif Yogyakarta, Mendikbudristek menyempatkan melihat secara langsung gladi bersih Asesmen Nasional di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan ANBK nanti, rencananya SMA Ma’arif Yogyakarta akan menjalankan secara mandiri.
Nadiem Makarim mengaku senang melihat gladi bersih yang berlangsung dengan tertib. Siswa-siswa terlihat fokus dan protokol kesehatan dijalankan dengan baik.
“Saya senang melihat gladi bersih AN sangat tertib, anak-anak sangat menyimak, tadi saya masuk ruangan. Mereka sangat fokus. Saya sangat mengapresiasi SMA Ma’arif dalam melaksanakan gladi bersih. Anak-anak ketika saya tanya, apakah stres menghadapi ini, ternyata tidak. Kepala sekolah sudah benar mengoreksi mispersepsi di masyarakat terkait AN,” ujar Nadiem.
“Saya sangat apresiasi, di SMA Ma’arif protokol kesehatan terjaga, dari jumlah anak, jarak, dan pakai masker,” lanjutnya.
Menurut Nadiem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret sekolah. Nantinya, nilai individu siswa tidak akan disampaikan, yang akan disampaikan adalah informasi kepada sekolah untuk memperbaiki sistemnya. Nantinya, akan ada informasi tentang permasalahan yang dihadapi sekolah, misalnya numerasi masih kurang, literasi sudah kuat, termasuk juga informasi tentang nilai-nilai Pancasila yang mungkin harus dikoreksi, ditingkatkan, kebangsaan, spiritualitas, akhlak, dan lain-lain. Akan terlihat juga, apakah anak-anak merasa ada perundungan yang sama pentingnya dengan numerasi dan literasi.
Terkait banyaknya pertanyaan tentang alasan mengapa pemerintah bersikukuh melaksanakan AN tahun ini, Nadiem mengungkapkan bahwa justru dengan adanya AN ini, pihaknya menjadi tahu sejauh mana sekolah-sekolah ketinggalan, mana sekolah yang perlu bantuan spesial dari pemda atau pemerintah pusat.
Dalam menyongsong AN ini, Nadiem mengingatkan agar sekolah-sekolah tidak tergiur dengan tawaran bimbel, apalagi situasi ekonomi orang tua sedang sulit dan AN hanya merupakan pemotretan.
Kunjungan Mendikbudristek RI ini dihadiri pula oleh Dr. Suhartono Arhma selaku Direktur SMA, H. Fahmy Akbar Idries, M.M. selaku Pembina LP Ma’arif NU DIY, Sukarja, M.Pd. dan Drs. Suharyanto (Wakil Ketua LP Ma’arif NU DIY), Drs. Roesmono (Kepala SMA Ma’arif Yogyakarta), GTK SMA Ma’arif Yogyakarta, serta Ketua MKKS SMA Swasta Yogyakarta.
Harapan
Sebagai pembina LP Ma’arif NU PWNU DIY, Kyai Fahmy mengucapkan terima kasih atas kunjungan Mendikbudristek ke SMA Ma’arif Yogyakarta. Lebih jauh, Wakil Ketua PWNU DIY itu berharap dukungan pemda hingga pemerintah pusat kepada Ma’arif lebih besar lagi. Menurutnya, sekolah Ma’arif, terutama yang di daerah pinggiran, bukan semata mencari siswa, tetapi didirikan agar anak usia sekolah yang tidak memiliki kemampuan ekonomi bisa bersekolah. Oleh karena itu sekolah seperti ini perlu diperhatikan secara khusus.
Hal senada disampaikan oleh Sukarja, M.Pd., Wakil Ketua LP Ma’arif NU PWNU DIY. Sukarja menyampaikan, bahwa pernyataan Mendikbudristek menandakan peluang segeranya pelaksanaan pertemuan tatap muka secara terbatas di sekolah. Sukarja juga berharap, Mendikbud bisa mendukung program-program di SMA Ma’arif Yogyakarta.
Terkait persiapan tatap muka, Kepala SMA Ma’arif Yogyakart, Rusmana, menyanpaikan bahwa walaupun kecil, sekolahnya sudah siap jika PTM sudah diizinkan oleh pemerintah. (*)